Bayangkan kalau kita, sebagai mahasiswa Teknik Mesin, punya wadah untuk belajar AutoCAD langsung dari praktisi yang sehari-hari mengerjakan desain part mesin, membuat detail assembly, dan berkutat dengan revisi dari lapangan.

Bukan belajar dari buku teks, tapi dari pengalaman nyata.
Di dunia industri, tools desain bisa bermacam-macam. Ada yang pakai SolidWorks, Inventor, CATIA, bahkan Fusion 360. Tapi ketika bicara soal gambar kerja 2D — apalagi yang harus dikomunikasikan antar divisi, vendor, hingga teknisi lapangan — AutoCAD tetap jadi standar utama.
Dialah lingua franca-nya para engineer saat harus menuangkan ide ke dalam bentuk teknis yang siap diwujudkan.
Dan itulah kenapa penguasaan AutoCAD bukan sekadar tambahan skill.
Tapi semacam “kartu akses” yang membuka jalan menuju dunia profesional teknik mesin.
Teori Kuat, Tapi Dunia Kerja Lebih Keras

Sebagai mahasiswa teknik, kita sering dihadapkan pada kenyataan bahwa apa yang kita pelajari di ruang kelas tidak selalu sejalan dengan kebutuhan di lapangan.
Banyak dari kita bisa menggambar — tapi belum tentu siap membuat gambar kerja sesuai standar industri.
Pertanyaannya bukan lagi, “bisa AutoCAD gak?”
Tapi, “siap gak gambar kamu dijadikan acuan produksi beneran?”
Bukan Hanya Teknik Mesin
Kebutuhan akan kemampuan menggambar teknik ini juga dirasakan di banyak jurusan lain:
✈️ Teknik Aeronotika
⚓ Teknik Perkapalan
🚄 Teknik Transportasi & Kereta Api
🏭 Teknik Industri
Di bidang-bidang ini, gambar kerja adalah tulang punggung komunikasi antarbagian.
Dan sekali lagi, AutoCAD lah bahasa yang menyatukan semuanya.
Waktunya Kolaborasi Cerdas
Kita butuh ruang untuk belajar yang lebih aplikatif. Bukan hanya simulasi, tapi simulasi yang mendekati realita kerja.
Itulah kenapa kolaborasi dengan pihak luar yang terjun langsung di dunia rancang bangun bisa jadi langkah strategis.
Sebut saja Kampung Drafter, yang selama ini dikenal sebagai mitra pelatihan bagi mahasiswa dan profesional teknik dalam menguasai gambar kerja berbasis AutoCAD.
Mereka bukan sekadar lembaga kursus,
tapi jembatan antara kemampuan akademik dan kebutuhan industri.
Momen yang Layak Diperjuangkan
Bayangkan kalau himpunan jurusanmu bisa menghadirkan workshop AutoCAD langsung dari praktisinya.
Dengan materi yang relevan, studi kasus nyata, dan pendekatan yang hands-on.
Bukan cuma jadi kegiatan seru, tapi juga investasi masa depan.
Karena engineer bukan cuma yang bisa berhitung. Tapi juga yang bisa mengomunikasikan ide secara presisi dan profesional.
“AutoCAD bukan sekadar skill tambahan. Tapi fondasi bahasa teknik yang membuka peluang karier di dunia nyata.”